Hari Senin Akan Menyenangkan Jika

Ada hal yang menarik ketika saya membuka recent updates BlackBerry pada hari Minggu kemarin, yang mungkin bisa kita temukan pula di timeline twitter. Hal itu adalah banyaknya orang yang mengeluhkan datangnya hari Senin setelah sempat ber-long weekend ria selama 3 hari. Hari Senin berarti waktunya masuk kerja lagi. Berarti secara sederhana, kita bisa mengambil kesimpulan bahwa mereka mengeluh karena harus bekerja lagi. Pertanyaannya adalah: “Apakah bekerja adalah hal yang menjengkelkan?” , “Mengapa bekerja itu identik dengan kejenuhan?” , “Bisakah suatu pekerjaan terasa begitu menyenangkan sehingga kita justru tidak sabar menyambut Senin pagi?”

Mari kita bedah bersama dengan melihat konsep pekerjaan yang sebenarnya. Konsep ini sendiri dipaparkan secara lengkap oleh Rene Suhardono dalam bukunya” Your Job Is Not Your Career”. Buku ini sangat bagus untuk orang-orang yang ingin memahami arti karir sebenarnya. disini saya hanya menampilkan dan mengadopsi  seadanya saja.

Ok, back to topic. Apakah definisi pekerjaan itu?. Pekerjaan (Job) pada dasarnya adalah alat/instrumen milik perusahaan yang dihadirkan untuk menjalankan fungsi-fungsi organisasi guna mencapai tujuannya. So our first concept: A Job is a tool. Analoginya seperti ini: pekerjaan itu ibarat seperti obeng yang berguna untuk mengencangkan baut. Tapi obeng ini tidak bisa bergerak sendiri. Harus ada “operator” yang menggerakkannya. Pilihan untuk Operator itu sendiri hanya ada dua. Manusia atau Mesin. Jadi ketika kita memilih menjadi operator obeng tersebut, maka kencang-longgarnya baut tersebut otomatis menjadi tanggung jawab kita. Tapi tidak peduli semahir apapun kita memainkan obeng itu, obeng itu sendiri tidak akan pernah menjadi miliki kita, tapi sepenuhnya milik perusahaan. The job always belongs to the company, not yours.

Konsep kedua adalah adanya unsur “pertukaran” ketika kita mengambil suatu pekerjaan. Pertukaran mensyaratkan adanya barang ,baik yang sifatnya konkrit maupun abstrak, untuk ditukar. Dalam konteks pekerjaan, karyawan menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan pengalamannya untuk ditukarkan dengan kompensasi dari perusahaan berupa gaji, tunjangan, fasilitas dan benefit lainnya. Semua resource yang dimiliki karyawan ini (waktu,tenaga,dll), didedikasikan untuk menjalankan aktifitas-aktifitas organisasi yang tertuang dalam job description.

Lalu dimanakah awal munculnya kegelisahan dalam bekerja? Jawabannya ada pada aktivitas yang dikerjakan. Sebuah pekerjaan, apapun judulnya, mengandung kumpulan aktivitas-aktivitas. Ada yang menjadi aktivitas utama dan adapula yang menjadi aktivitas pelengkap yang menjadi tetek bengek. Satu contoh: Seorang Sales aktivitas utamanya adalah  menjual produknya, sedangkan aktivitas pelengkapnya adalah mengurus administrasi penjualan. Contoh lain: seorang tukang cukur aktivitas utamanya adalah menggunting rambut, sedangkan aktivitas pelengkapnya adalah membersihkan alat cukur dan tentu saja barber shopnya. Nah, ketika aktivitas utama dari suatu pekerjaan tidak bisa kita nikmati maka otomatis akan muncul kegelisahan. Gelisah karena sepanjang waktu kerja itu kita terpaksa mengerjakan sesuatu yang terus menguras mental. Dan kegelisahan ini bertahan selama 8 jam sehari dan 5 hari dalam seminggu sehingga wajarlah jika orang-orang begitu merindukan weekend dan membenci hari Senin. Beda halnya jika seseorang menyukai aktivitas pekerjaannya itu. Dia akan tenggelam dalam pekerjaannya sehingga bekerja tidak menjenuhkan tapi malah terasa menyenangkan. Orang-orang seperti ini tetap merasakan kelelahan karena bekerja, namun dalam kelelahannya dia bisa tetap bisa menikmati proses kerja dan merasakan kesenangan di dalamnya. Pada momen seperti inilah kita akhirnya bisa mengatakan bahwa Senin itu menyenangkan. Kutipan-kutipan dibawah ini menjadi representasinya.

 “Choose a job you love and you will never have to work a day in your life”

– Confucius –

 

“The minute you begin to do what you really want to do, it’s really a different kind of life”

Buckminster  Fuller –

 

“You never achieve success unless you like what you are doing”

– Dale Carnegie –

So, salah satu hal utama (yang menurut saya lebih penting dari gaji) dalam memilih pekerjaan yang sesuai  adalah dengan mengetahui aktivitas apa sebenarnya yang menjadi preferensi kita. Apa aktivitas kesukaan kita?  What’s your passion guys?  Good Bye!

One person with passion is better than forty people merely interested

– E.M.Forster –

One thought on “Hari Senin Akan Menyenangkan Jika

  1. Hello there…back in here again. menarik skali Emil. Kalau dalam kasusku…sy bekerja formal sehari 9 jam (7.30 – 16.30) tapi implementasinya ? saya pulang pukul 18.30. Seminggu formalnya 5 hari kerja tapi implementasinya ? weekend pun sy sering masuk. sepulang kantor ? Yup, I take my laptop and working.

    Banyak yg menyangka sy workaholic, in fact….saya hanya menjalankan amanah pekerjaan yang mana sy berkewajiban menyelesaikannya. Jarang hang out sama teman (jarang ka’ k pengantin gara2 lembur)…jarang memanjakan diri sendiri (leyeh2 baca novel, ke bioskop, toko buku n nyalon)…bahkan keluarga sudah ketar-ketir krn skrg sy belum punya pacar baru dlm kurun waktu lama, I’m 25 yo anyway…. (boleh d bantuuu ??? hahaha)

    Sy seorang port engineer d kantor pusat dan sy bersyukur…ada banyak yg gugur saat rekrutmen besar2an d perusahaan sy tahun lalu. And I’m the lucky No.4 hehehe….hanya 4 org sarjana teknik sipil yg diterima dari ratusan orang.

    Kalau mau mengeluh, ada banyak yang bs sy keluhkan Emil. My big enemy bukan cuma hari senin…mungkin bisa setiap hari. Di sub subdit ku, hanya sy engineer muda yg bisa diandalkan bos untuk mengerjakan semua pekerjaan yg tdk bisa d kerjakan oleh bapak2 senior. Itu pun saya syukuri. Bukankah ini berarti sy punya kemampuan lebih ?

    Menurut saya begini, kegelisahan bekerja adalah ketika seseorang tidak tahu memfungsikan dirinya terhadap amanah yg diembannya. Tidak tau cara menafsirkan amanah itu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Ketika sy jenuh, well I just imagine something fun to make me happy and feel thankfull…sy kembali ingat…I’m the lucky No.4. Ada banyak org d luar sana mengharapkan pekerjaan sy sebelumnya, tapi Tuhan membuat mereka gagal dan meluluskan sy. itu artinya inilah yg diinginkan Tuhan terbaik untuk saya.

    Tapi terkadang juga begini, saya menjadi malas bekerja ketika dihadapkan dengan pekerjaan yg saya takuti. Sy takuti krn sy tidak menguasai pekerjaan itu. Klo ini sih gak ada solusi lain kecuali belajar kan ?

    Well, kita hidup untuk ibadah. Bekerja adl ibadah…bekerja adl tanda bersyukur…dari dasar ini yg terus terang membuat lama kelamaan sy bisa mencintai apa yg saya miliki…termasuk pekerjaan saya. 🙂 ok, emil see you….

Leave a comment