Alasan Resign : A True Story

Memutuskan untuk berhenti kerja bukanlah suatu hal yang mudah. Setidaknya itulah yang terjadi pada saya. Masuk ke ruangan bosmu dan memberitahukannya bahwa kau tidak ingin lagi bekerja disitu membutuhkan keberanian untuk mengatasi rasa gugup. Sampai-sampai saya sengaja membahas beberapa masalah pekerjaan terlebih dahulu sebagai ‘pendahuluan’ baru kemudian mengutarakan maksud yang sebenarnya  kebada Ibu Bos: Resign.

resign

Berbeda dari sebelumnya (ini sudah yang ketiga kalinya), alasan pengunduran diri kali ini adalah karena munculnya semangat untuk membangun bisnis sendiri. Jika dulu keinginan untuk bekerja di perusahaan yang (saya pikir) lebih baik menjadi dasar resign, maka kali ini yang menjadi dasar adalah adanya peluang bisnis yang saya pikir bisa dijalankan dan juga menyenangkan. Bekerja 50 jam dalam seminggu sudah merupakan rutinitas , dan jika 50 jam itu di-convert ke aktifitas bisnis, maka kelihatannya bisa menghasilkan sesuatu yang positif. Inshaa Allah

Hal lain yang harus dihadapai adalah menghadapi komentar-komentar orang lain yang bermacam-macam. Komentar yang muncul paling banyak adalah sebaiknya saya menjalankan bisnis saya sebagai bisnis sampingan saja sambil tetap bekerja di tempat yang sekarang. Sayangnya ketika kau bekerja 50 jam seminggu dari Senin – Sabtu, maka waktu luang adalah hal yang langka. Jikapun ada, maka saya cenderung ingin menghabiskannya dengan bersantai setelah seharian (atau 6 harian) lelah membangun perusahaan orang lain yang pemiliknya saja saya tidak kenali. Lagipula, bukankah fokus merupakan salah satu kunci sukses ?

Satu hal yang tidak kalah pentingnya adalah meminta izin orang tua. Butuh sekitar 1 bulan untuk meyakinkan mereka. Saya bisa saja resign tanpa meminta izin mereka, tapi bagaimanapun Ridho Allah ada pada ridho orang tua dan akan lebih terasa nyaman jika mendapatkan support mereka ketimbang harus berselisih.

Now, I’ve been running my business – http://www.TravelSeru.com – for a couple week dan saya sangat menikmatinya karena akhirnya saya bisa mewujudkan ide-ide bisnis yang ada di kepala saya tanpa harus meminta approval dari atasan terlebih dahulu.

Terlepas dari semua penjelasan di atas, jika ditarik ke akar masalahnya, mungkin alasan saya sebenarnya gonta-ganti pekerjaan dan pada akhirnya membangun bisnis ini hanya satu alasan. Uniknya, ini saya sadari lewat kata-kata yang keluar dari teman saya @alhelaitte ketika saya memberitahu dia perihal niat saya resign dan membuat bisnis sendiri. Kata-katanya seperti ini:

“Kau memang tidak cocok jadi anak buah”

Saya cuma bisa merespon dalam hati: “Sepertinya memang seperti itu”

haha..  Ciao!

picture source: jobs.answer.com